Sejarah internet
Kini
rasanya sangat sulit bagi kita untuk melupakan kebiasaan browsing,
chating ataupun sekedar mengambil atau mendownload e-mial dari sebuah
server. Padahal dulu sebelum Internet ini menjamur dan merajalela
disenatero jagad raya ini komputer yang kita gunakan sebatas untuk
menghitung, menulis ataupun membuat desain untuk penerbitan dan juga
untuk pekerjaan penelitian yang memberlukan alat bantu ini. Namun kini
setelah Internet menggema kita seolah tidak lepas dari media komunikasi
ini. Coba saja bayangkan surat yang yang kita tulis sekarang, maka
selang beberapa menit bahkan detik jawabannya sudah dapat kita terima
lagi. Begitu juga kalau kita berbelanja di mana saja dan kapan saja,
maka barang yang kita butuhkan segera dikirim dalam waktu sikat.
Sejarah
Internet Kita kembali ke masa lalu dan kita coba memahami apa
sebenarnya Internet itu. Contoh sederhana beberapa komputer di suatu
kantor yang dihubungkan dengan kabel sehingga satu sama lain dapat
berbagi data, program, dan saling berkomunikasi dengan mudah dan cepat
serta akurat. Dan dengan menghubungkan komputer Anda ke jaringan
Internet maka komputer Anda sudah saling terhubung dengan komputer lain
diseluruh dunia. Pada awalnya Internet hanya terdiri dari beberapa
jaringan komputer kecil yang didirikan oleh Departemen Pertahanan
Amerika ARPANET untuk tujuan riset, yakni sekitar tahun 1969. Pada tahun
1971 ARPANET baru terdiri dari lima belas titik jaringan (nodes) dengan
23 host (server induk), dan aplikasi yang canggih waktu itu adalah
elektronik mail. Tahun 1973 ARPANET membentuk WAN yang terhubung dari
Amerika ke jaringan di Norwegia dan Inggris. Tahun 1983 ARPANET baru
terdiri dari 235 Host. Angka ini melonjak pada tahun 1989 hingga
mencapai 100 ribu host. Tahun 1990 ARPANET berganti nama menjadi
INTERNET. Pada ulang tahunnya yang ke-25 Internet sudah terdiri dari 2
juta lebih host dan meningkat menjadi 2 kali lipat pada tahun 1995 (4
juta host). Internet bukan lagi sekedar jaringan yang meliputi Amerika
dan Eropa, tapi sudah meliputi seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia.
Internet ini kalau kita iratkan seperti jalan raya, ada jalan protokol,
jalan bebas hambatan, ada pula jalan utama, jalan kecil hingga gang
kecil yang ada disuatu peloksok desa. Maka Internet pun memiliki “jalur”
utama. Jalur utama ini dalam Internet ini sering disebut dengan
backbone. Dengan backbone ini akan terhubung banyak jaringan komputer
diseluruh dunia baik jaringan LAN (Local Area
andhydarmawan@yahoo.co.id
Network)
maupun jaringan WAN (Wide Area Network). Backbone Internet yang ada di
Eropa dan Jepang terhubung ke Backbone yang ada di Amerika. Namun
sayangnya di Indonesia belum ada backbone Internet, sehingga sebagian
besar Internet Service Provider langsung menghubungkan jaringan mereka
ke backbone di Amerika atau negara lain. Untuk saat ini para pengelola
ISP sudah membuat IIX, Indonesia Internet Exchange, yang mempercepat
akses antar ISP dan tidak perlu memutar terlebih dahulu ke negara lain.
Backbone Internet di Amerika dapat mengantarkan data dengan kecepatan
mencapai 50 megabyte per detik, artinya dapat memindahkan file yang
berisi seluruh jilid Ensiklopedi Britanica dalam waktu tak lebih dari
satu detik! Kecepatan ini akan ditingkatkan menjadi 2.5 Gbps (dengan
istilah teknis OC-48). Sayangnya tidak semua jaringan terhubung ke
Internet dengan kecepatan tersebut. ISP di Indonesia misalnya, paling
tinggi terhubung dengan kecepatan 2 Mbps. Pada mulanya Backbone ini
dipegang oleh Departemen Pertahanan Amerika, kemudian dipegang oleh
National Science Foundation (NSF) dengan dukungan dana dari pemerintah
Amerika. Saat ini infrastruktur diatur dan dibiayai oleh swasta, yakni
perusahaan telekomunikasi Amerika MCI, Sprint, dan ANS/AOL. Bagaimana
caranya mengetahui letak suatu komputer di Internet atau cara mengirim
pesan ke suatu komputer di Internet? Kuncinya adalah dengan memberi
alamat, atau kode seperti halnya nomor telepon. Dengan semakin banyaknya
komputer di Internet, berarti semakin kompleks jaringan yang terbentuk.
Untuk itu diperlukan pengaturan dalam hal pengalamatan (addressing).
Addressing penting, misalnya, untuk pengiriman surat (email). Komputer
server, dan router, harus tahu ke komputer mana email tersebut
disampaikan supaya tidak nyasar. Begitu juga jika kita ingin mengakses
informasi yang ada di gedung putih, misalnya, alamatnya harus jelas.
Alamat yang sebenarnya di Internet menggunakan angka-angka dalam format
biner, namun lebih sering ditulis dalam bentuk empat bagian angka, yang
masing-masing bagian terdiri dari angka 0 hingga 255. Angka-angka ini
disebut IP Address. Jadi suatu komputer di jaringan mungkin memiliki
alamat atau IP Address 202.150.47.12 atau 30.212.187.0. Dengan adanya
router dan peralatan lainnya sistem pengalamatan ini dapat menentukan
posisi sebuah komputer dengan tepat. Namun bagi pengguna awam sistem
pengalamatan ini tidak menyenangkan atau tidak informatif. Bagaimana
mungkin kita dapat mengingat alamat dengan angka-angka untuk jutaan
komputer? Sialan. Tapi jangan kuatir, sekarang alamat-alamat komputer
tersebut ditulis dalam bentuk kata yang informatif yang disebut dengan
Domain Name. Untuk komputer milik perusahaan IBM alamatnya adalah
ibm.com, untuk server Microsoft namanya microsoft.com, dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri mempunyai nama yang berbeda-beda, misalnya
republika.co.id, lipi.go.id,
andhydarmawan@yahoo.co.id
dan
sebagainya. Sebenarnya alamat-alamat tersebut berupa IP Address yang
diawali dengan nomor seperti yang telah dijelaskan diatas. Nanti
komputer server yang disebut dengan DNS server menerjemahkan
alamat-alamat tersebut ke dalam bentuk IP Address. Nah kita hanya
menyenal dan memanggil cukup dengan nama-nama yang umum seperti
http://www.republika.co.id, http://www.lipi.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar